Dengan berjalannya waktu, kesibukan saya terus bertambah sehingga aktivitas menulis artikel blog sangat berkurang akhir-akhir ini. Padahal hobi saya menulis dan blogging adalah awal dari begitu banyak pencapaian dalam hidup saya, seperti mapan sebagai blogger, content creator, diundang menjadi...
Dengan berjalannya waktu, kesibukan saya terus bertambah sehingga aktivitas menulis artikel blog sangat berkurang akhir-akhir ini. Padahal hobi saya menulis dan blogging adalah awal dari begitu banyak pencapaian dalam hidup saya, seperti mapan sebagai blogger, content creator, diundang menjadi pembicara oleh instansi-instansi besar, tawaran iklan dan menjadi narasumber, endorsement, dst. Jadi saya tidak ingin meninggalkan aktivitas blogging yang menyenangkan dan menghasilkan ini.Namun saya harus berdamai dengan keadaan. Dulu mencari ide dan menuangkannya dalam tulisan bisa memakan waktu berhari-hari karena saya melakukannya sambil ngafe, me time, cari inspirasi di berbagai tempat, sampai meluangkan waktu sendiri di rumah. Tapi sekarang, saya tak punya banyak waktu dan harus tetap menghasilkan tulisan yang menarik dan berkualitas. Saya pun memutuskan mencari bantuan lewat tools AI alias artificial intelligence.
Salah satu dari banyak tools AI yang sering saya gunakan adalah Chat GPT dari OpenAI. Platform ini terbukti sangat membantu meringankan pekerjaan saya dalam membuat konten-konten tulisan.
Apakah teman-teman sudah sering menggunakan Chat GPT juga? Apakah sudah memanfaatkannya dengan dengan maksimal? Karena dari pengalaman saya, di awal-awal menggunakan platform ini saya merasa aplikasi ini keren tapi juga ngga segimananya banget. Tapi semakin saya perdalam, mencoba berbagai macam prompt dan melewati berbagai percobaan, ternyata menurut saya platform ini bisa dibilang mampu menghemat waktu saya lebih dari 50% dan tetap bisa menghasilkan konten yang saya banget.
Dari berbagai percobaan yang saya lakukan, saya mengambil kesimpulan bahwa platform ini akan powerful jika digunakan oleh orang yang mempelajarinya sehingga paham teknis dan cara kerjanya. Jadi kalau dua orang menggunakan Chat GPT, hasilnya pasti akan jauh berbeda, tergantung latar belakang pengetahuan dan skill si pengguna.
Oke, sebagai contoh, saya akan menulis artikel sepanjang sekitar 1000 kata. Artikel tersebut adalah artikel yang serius dan sesuai dengan bidang saya sebagai seorang pembicara. Saya ingin artikel tersebut tidak hanya panjang tapi juga berisi dan dapat dipraktekan oleh saya dan juga pembaca blog saya.
Inilah prompt yang saya gunakan:
BERIKAN SAYA STRATEGI KONTEN BERKUALITAS TENTANG BAGAIMANA MENJUAL DIRI SAYA SEBAGAI SEORANG PEMBICARA. JELASKAN CARANYA DENGAN RINCI, GAMBAR SEPERTI APA YANG HARUS DIBUAT, BAGAIMANA CAPTIONNYA DAN SETERUSNYA.
Lalu Chat GPT langsung memberikan jawaban yang menurut saya relevan sekali, sangat sesuai dengan pengetahuan yang saya miliki juga.
Contoh prompt dan hasilnya. |
Jawaban Chat GPT yang lengkap dan realistis menurut saya, ini bisa dihasilkan jika kita punya background pengetahuannya dan menggunakan prompt yang tepat. |
*****